Blog

Dapatkan update terbaru terkait industri fintech, produk Xendit dan dapatkan tips untuk mengembangkan produk Anda.

Terus Melaju, Akselerasi Ekonomi Digital di Indonesia

winnie.mina
Terakhir diperbarui: September 19, 2023
 •  6 min read

Maraknya digitalisasi pembayaran di Indonesia menjadi highlight dalam tren keuangan kekinian. Hal ini tercermin dari perkembangan pembayaran digital yang telah membawa perubahan luar biasa dalam lanskap keuangan seiring melesatnya adopsi teknologi di berbagai sektor. 

Tetapi, perkembangan ekonomi digital yang pesat tidak hanya bergantung pada digitalisasi. Kemajuan ini tidak mungkin terjadi tanpa keterampilan, kreativitas, dan pola pikir maju yang dimiliki masyarakat Indonesia.

Tema hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun ini, Terus Melaju untuk Indonesia Maju, adalah sebuah tema yang sangat tepat, mengingat betapa cepatnya kemajuan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Sesuai semangat tema hari kemerdekaan ini, kami ingin merangkum tren dan faktor apa saja yang memengaruhi perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang telah melaju cepat, dan apa saja yang masih perlu dilakukan agar ekonomi digital bisa terus melaju menuju Indonesia maju.

Sekilas tentang tren digitalisasi pembayaran di Indonesia

Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi digital menempati posisi pertama diantara negara-negara ASEAN lain. Selama tahun 2017-2021, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tercatat naik empat kali lipat atau sebesar 414%. 

Sementara, masa pandemi COVID-19 sepanjang tahun 2020-2022 meningkatkan akselerasi perekonomian digital secara signifikan. Nilai pertumbuhan ekonomi digital sebelum dan selama pandemi meningkat dari US$41 miliar pada 2019 menjadi US$77 miliar pada 2022, dan diprediksi akan terus naik dengan nilai US$130 pada 2025.

Kebangkitan ekonomi digital Indonesia yang cepat ini—terutama di tengah pandemi—merupakan bukti nyata dari kemampuan beradaptasi, kerja keras, dan ketangguhan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Pertumbuhan nilai ekonomi digital yang terus melaju dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti upaya digitalisasi yang didorong oleh pemerintah, kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta ekosistem startup yang berkembang pesat.

Digitalisasi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital

Dari sudut pandang bisnis, kemajuan dalam digitalisasi pembayaran juga berpengaruh pada daya saing pedagang online yang berlomba memberikan fasilitas terbaik dari segi produk maupun layanan terhadap konsumen. Lonjakan transaksi yang terjadi melalui e-commerce meningkat 61% sepanjang 2019-2022

Selama ini, Bank Indonesia telah mengadvokasi pembayaran digital sebagai landasan untuk pemulihan ekonomi. Tak sampai disitu, dukungan pemerintah terhadap laju pertumbuhan ekonomi digital juga tercermin dengan rencana menjadikan Indonesia sebagai digital hub di ASEAN

Dari sudut pandang transaksi digital, untuk menunjang dan memancing masyarakat melakukan transaksi dengan mudah, serta memudahkan merchant dalam menyediakan layanan pembayaran digital, Bank Indonesia telah sukses meluncurkan berbagai fitur terobosan, seperti:

  • Implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mendorong integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas antar-aplikasi dalam pemrosesan pembayaran
  • Mencapai pertumbuhan 92,5% pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada tahun 2022, yang saat ini mencapai 36 juta pengguna 
  • Peluncuran BI-FAST—layanan transfer untuk mengirim dan menerima dana secara real-time, dengan biaya yang lebih terjangkau

Untuk mendukung langkah digitalisasi pembayaran, sebagai payment gateway terdepan di Indonesia, Xendit memberikan kemudahan akses pada para pedagang di Indonesia untuk menyediakan pembayaran digital.

Dengan terhubung melalui Xendit, pemilik bisnis bisa menyediakan pembayaran QRIS dengan mudah. 

Xendit juga dengan cepat menerapkan kebijakan Bank Indonesia mengenai SNAP. Dalam hal sebagai Pengguna Layanan, saat ini Xendit sudah menyelesaikan integrasi dengan > 70% mitra/partner Xendit mulai dari Bank, Uang Elektronik, dan Dompet Elektronik. Sementara sebagai Penyedia Layanan, produk yang sudah terintegrasi dengan SNAP, yaitu Virtual Account, sudah 100% dibangun serta siap untuk digunakan oleh Merchant Xendit. 

Selain terobosan dalam infrastruktur pembayaran, pemerintah, bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, dan pemangku kepentingan utama lainnya, juga secara rutin mengadakan acara untuk memperkuat edukasi perlindungan konsumen dan kolaborasi lintas sektor. Semua ini dilakukan dengan tujuan mempercepat digitalisasi dan mendorong adopsi pembayaran digital.

Xendit berkomitmen tinggi dalam mendukung upaya pemerintah ini. Kami telah memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai acara dan working group, antara lain Indonesia Fintech Summit & Bulan Fintech Nasional 2022, penandatanganan nota kesepahaman (NK) G20-Bank Indonesia dalam rangka peluncuran Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan, Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Bali Digital Festival 2023, serta bergabung dalam working group Kartu Kredit Indonesia (KKI) online payment, dan lainnya.

Sejauh ini, kami membantu beberapa BUMN dalam menyediakan digitalisasi pembayaran mereka untuk memberi kemudahan untuk masyarakat pengguna layanan. Digitalisasi ini memberikan beberapa dampak positif bagi perkembangan bisnis.

Misalnya saja, BPJAMSOSTEK yang meraih ribuan peserta baru setelah menyediakan layanan pembayaran berulang bagi seluruh peserta, IFG Life yang mendapatkan dua kali lipat tingkat retensi pembayaran melalui fitur auto debit, hingga rencana kerjasama untuk membangun infrastruktur pembayaran digital untuk Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).

Pentingnya digitalisasi UMKM dalam menopang pertumbuhan ekonomi digital Indonesia

Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,5%, dan terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9%.

Indonesia memiliki lebih dari 65 juta UMKM yang sangat berpotensi untuk menghasilkan produk yang kompetitif. Digitalisasi dapat membantu mereka untuk lebih meningkatkan daya saing—menurut riset yang diadakan pada 2021, selama pandemi Covid-19 pembayaran digital membantu peningkatan transaksi bagi 84% UMKM di Indonesia.

Untuk mewujudkan perkembangan yang lebih besar untuk UMKM, pemerintah berupaya untuk terus membangun infrastruktur digital dan menargetkan pegiat UMKM untuk mendigitalisasi bisnis mereka, dengan prediksi nilai pasar mencapai US$30 juta pada 2030.

Sejauh ini, perkembangan digitalisasi UMKM di Indonesia berlangsung dengan baik. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mencatat jumlah UMKM yang telah go digital mencapai 20,76 juta unit pada tahun 2022. Jumlah itu meningkat 26,6% dibandingkan pada tahun 2021 yang hanya berjumlah 16,4 juta.

Perkembangan ini juga tercermin dalam jumlah merchant UMKM yang terus tumbuh di Xendit. Data internal kami mencatat selama tahun 2022, terdapat lebih dari 2000 UKM dan UMKM yang menggunakan layanan payment gateway Xendit. Jumlah ini sangat tinggi, dengan cakupan 70% dari total merchant kami adalah UKM dan UMKM.

Selain itu, kami juga gencar berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong akselerasi digitalisasi bagi para pelaku bisnis UMKM.

Salah satunya adalah kerjasama dengan SMESCO dalam meluncurkan SMESCO Hub Timur, sebuah sarana mempertemukan pelaku bisnis Indonesia Timur dengan para investor dan SMEs Investment Dashboard, yang menggunakan keahlian infrastruktur pembayaran dan otomatisasi validasi data Xendit untuk memfasilitasi pemrosesan data. Tak hanya itu, kami juga bekerja sama dengan SMESCO, Kemenkop UKM, dan Brightspot untuk menyelenggarakan Xendit Pasar Nusa Dua 2—sebuah festival yang menampilkan berbagai talenta, produk, dan merek terbaik dari Bali dan Indonesia.

Selain kolaborasi dengan berbagai organisasi tersebut, Xendit juga memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan berbagai UMKM lokal yang inovatif, seperti SARE Studio, RIDE.INC, dan Beauty Barn, dan membantu perkembangan bisnis mereka melalui digitalisasi pembayaran.

 

Ekosistem startup yang dinamis berpotensi membuat ekonomi digital Indonesia makin melesat

Indonesia berada di peringkat ke-6 dalam negara yang memiliki banyak perusahaan startup. Terhitung hingga tahun ini (2023), Indonesia memiliki 2.500 startup yang tersebar di berbagai industri bisnis. Pencapaian ini menempatkan Indonesia sebagai satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam sepuluh besar, mengungguli Singapura yang berada di peringkat ke-11.

Di tahun 2022, Indonesia juga menempati peringkat kedua dengan jumlah startup unicorn terbanyak di ASEAN, setelah Singapura. 

Selain itu, Indonesia juga mengalami peningkatan investasi di sektor digital, dengan jumlah kesepakatan senilai $3 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia penerima investasi terbesar kedua di kawasan ASEAN.

Dengan pencapaian yang luar biasa ini, ekosistem startup Indonesia menjanjikan untuk semakin mengkatalisasi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sudah mengesankan.

Sebagai salah satu unicorn yang bermula dan berkembang di Indonesia, Xendit sangat bangga akan ketekunan, inovasi, dan kecerdikan yang dituangkan dalam skala besar di seluruh Indonesia. Kami ingin membantu para pendiri startup untuk mewujudkan visi misi mereka dan juga membuat Indonesia memiliki lebih banyak unicorn kelak.

Maka, Xendit pun turut andil dengan mengadakan beragam inisiatif yang berkaitan dengan industri startup, melalui kerjasama kami dengan beberapa organisasi pemerintah dan venture capital

  • The Indonesia VC Database 2023 – Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), database 90+ VC di Indonesia ini bertujuan untuk membantu para pendiri startup untuk menggalang dana secara lebih efisien. Hingga saat ini, lebih dari 1500 orang telah mengunduh database ini.
  • Acara online dan offline bersama VC – Kami secara reguler mengadakan event bersama VC dengan tujuan memperkenalkan startup kepada VC yang sesuai dan mempercepat proses penggalangan dana mereka, dan juga berbagi insights yang berguna bagi startup.  

 

Dukungan Xendit untuk perkembangan ekonomi digital di Indonesia

Xendit sebagai salah satu pelaku utama di ranah FinTech juga berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Menyambut tren digitalisasi pembayaran yang berkembang pesat, Xendit berkomitmen untuk turut serta mendorong pertumbuhan ekosistem ekonomi digital tidak hanya terbatas pada wilayah perkotaan tetapi juga menyasar seluruh daerah yang ada di Indonesia.

Sejauh ini, kami sudah mulai bekerja keras menyusun beberapa acara untuk mendukung pebisnis baik di ranah UMKM maupun startup, seperti offline speed dating yang akan mempertemukan female startup founder dengan female venture capitalist, acara gathering khusus untuk para founders yang sudah mendapatkan pendanaan dari venture capital, serta terus memperbarui Indonesia VC Database kami, yang akan menampilkan lebih dari 100 VC di rilis berikutnya.  Jika Anda tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ini, pantau terus halaman Events kami di sini.

Ke depannya, Xendit akan terus mendukung upaya pemerintah dan turut berkontribusi untuk mencapai visi kemerdekaan Indonesia ke-78 yaitu “Terus Melaju untuk Indonesia Maju.”

Artikel terkait

Learn more about Indonesia’s digital economy

  • Indonesia has one of the fastest expanding digital economies in the SEA region with an annual growth rate of 40%
  • The country’s Internet economy is expected to reach $130 billion by 2025
  • By 2023, e-Wallet transaction value is estimated to reach $25 billion

Learn more about Philippines digital economy

  • During the pandemic, 52% of Filipinos shopped online for the first time. The Philippines internet economy is expected to grow at 30% and valued at US$28 billion by 2025.
  • Many consumers have since gone cashless and increased usage of digital payment methods — debit cards, mobile wallets, and bank transfers.
You’re currently on our [current] site. Would you like to visit our [suggest] site instead?