Blog

Dapatkan update terbaru terkait industri fintech, produk Xendit dan dapatkan tips untuk mengembangkan produk Anda.

Proses Manajemen Risiko untuk Kesuksesan Bisnis

Daphne Lee
Terakhir diperbarui: November 3, 2023
 •  6 min read

Pada bagian sebelumnya dari seri artikel manajemen risiko, Manajemen Risiko: Apa itu risk management dan apa perannya dalam kesuksesan bisnis?, kami telah membahas pengertian dasar mengenai berbagai jenis risiko dan peran manajemen risiko dalam kesuksesan bisnis.

Di bagian kedua ini, kami ingin membahas langkah yang dapat Anda ambil untuk mengelola risiko bisnis secara lebih baik. Kami akan menjelaskan elemen-elemen utama dari proses manajemen risiko, lengkap dengan langkah-langkah praktis yang dapat Anda lakukan, serta contoh-contoh yang dapat memperdalam pemahaman Anda. Di bagian akhir, kami juga akan membagikan contoh rencana manajemen risiko yang komprehensif dan praktis yang dapat Anda adaptasi untuk bisnis.

Komponen utama proses manajemen risiko

Agar dapat mengelola risiko bisnis secara efektif, penting bagi Anda untuk mengembangkan rencana proses manajemen risiko yang komprehensif. Rencana ini harus menguraikan langkah-langkah dan strategi spesifik yang akan Anda ambil untuk mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi risiko. Berikut adalah beberapa komponen utama yang perlu dipertimbangkan saat mengembangkan rencana proses manajemen risiko Anda:

 

1. Identifikasi risiko

Lakukan analisis menyeluruh terhadap operasi bisnis Anda dan identifikasikan semua potensi risiko. Hal ini dapat dilakukan melalui proses penilaian risiko, diskusi dengan karyawan, konsultasi dengan pakar industri, dan analisis data historis. Risiko dapat mencakup bidang operasional, keuangan, reputasi, kepatuhan, dan strategis. Sebagai contoh, sebuah bisnis restoran mungkin mengidentifikasi gangguan rantai pasokan untuk sumber makanan sebagai risiko operasional yang signifikan.

 

2. Penilaian risiko

Lakukan identifikasi dan evaluasi atas kemungkinan terjadinya risiko pada bisnis Anda. Hal ini bisa membantu Anda untuk menentukan prioritas risiko  dan mengalokasikan sumber daya untuk mitigasinya. Gunakan matriks risiko atau sistem penilaian untuk mengukur risiko dan menentukan tingkat kepentingan risiko tersebut. Sebagai contoh, sebuah perusahaan perangkat lunak mungkin menilai risiko pelanggaran data sebagai risiko yang sangat signifikan mengingat sifatnya yang sensitif terkait dengan data informasi pelanggan.

 

3. Pengendalian risiko

Tetapkan dan terapkan tindakan yang tepat untuk memitigasi risiko. Hal ini dapat mencakup penerapan protokol keamanan, meningkatkan langkah-langkah keamanan siber (cybersecurity), melatih karyawan dalam praktik manajemen risiko, atau membuat rencana kontinjensi. Sebagai contoh, sebuah platform e-commerce dapat menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat dan enkripsi data untuk mengurangi risiko serangan siber (cyberattacks).

 

4. Pemantauan dan tinjauan ulang

Lakukan pemantauan dan peninjauan efektivitas strategi mitigasi risiko Anda secara berkala. Anda dapat secara teratur menilai perubahan dalam profil risiko, mengevaluasi efektivitas tindakan mitigasi, dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Lingkungan bisnis memang bersifat dinamis, dan risiko baru bisa muncul kapan saja. Sementara, risiko yang sudah teridentifikasi juga dapat berubah. Maka, sebagai seorang pebisnis, Anda harus terus menerus menyesuaikan strategi Anda.

 

5. Komunikasi dan pelatihan

Untuk efektivitas jangka panjang, Anda dapat membangun saluran komunikasi yang andal untuk berbagi informasi mengenai risiko bisnis dengan para pemangku kepentingan. Hal ini termasuk melakukan pelatihan dan memberikan panduan dalam praktik manajemen risiko kepada karyawan, menciptakan kesadaran akan manajemen risiko di dalam perusahaan Anda, dan memupuk budaya sadar risiko.

 

Teknologi untuk meningkatkan proses manajemen risiko

Kemajuan teknologi telah merevolusi proses manajemen risiko. Dengan adanya teknologi yang tepat, Anda memiliki alat bantu yang ampuh untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dengan efektif. Berikut adalah beberapa teknologi yang dapat meningkatkan proses manajemen risiko Anda:

 

 

  • Perangkat lunak penilaian risiko (risk assessment software): Perangkat lunak penilaian risiko mengotomatiskan proses identifikasi dan penilaian risiko. Perangkat lunak ini memungkinkan Anda untuk memusatkan data risiko, menganalisis risiko menggunakan kriteria yang telah ditentukan, dan menghasilkan laporan secara otomatis. Hal ini dapat menghemat waktu dan meningkatkan keakuratan penilaian risiko Anda.
  • Alat analisis data (data analytics tools): Aplikasi yang dirancang untuk menganalisis data dapat membantu Anda mengidentifikasi pola dan tren dalam data Anda, sehingga Anda dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat. Dengan menganalisis data historis, Anda dapat mengidentifikasi potensi risiko dan memprediksi hasil yang kemungkinan besar terjadi di masa depan.
  • Alat simulasi (simulation and modeling tools): Alat simulasi dan model simulasi memungkinkan Anda untuk mensimulasikan berbagai skenario dan menilai potensi dampaknya terhadap bisnis Anda. Hal ini dapat membantu Anda mengevaluasi efektivitas berbagai strategi manajemen risiko dan membuat keputusan berdasarkan data.
  • Alat keamanan siber (cybersecurity tools): Untuk mengurangi risiko keamanan siber, perusahaan dapat memanfaatkan berbagai alat keamanan siber, seperti firewall, sistem deteksi intrusi, dan perangkat lunak enkripsi. Teknologi-teknologi ini dapat membantu melindungi data dan sistem Anda dari akses yang tidak sah/tidak diizinkan dan ancaman siber.

 

Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, Anda dapat membuat proses manajemen risiko dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik. Hal ini juga bisa meningkatkan efektivitas strategi manajemen risiko Anda secara keseluruhan.

 

Contoh rencana manajemen risiko untuk perusahaan makanan dan minuman skala menengah di Indonesia

Tidak cukup bagi pebisnis untuk hanya memahami konsep saja, karena teori terkadang berbeda dengan praktek di lapangan. 

Oleh karena itu, kami telah menyusun beberapa contoh rencana manajemen risiko yang kami harap dapat membantu Anda untuk mulai menerapkan proses manajemen risiko pada bisnis Anda. 

Rencana ini kami buat berdasarkan sebuah perusahaan makanan dan minuman berskala menengah di Indonesia. Anda dapat menggunakan rencana ini sebagai panduan dan mengadaptasinya sesuai dengan sifat dan kebutuhan bisnis Anda.

Langkah 1: Identifikasi risiko

1.1. Membentuk tim lintas fungsi: Tim yang dibentuk sepatutnya terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen, seperti tim operations, supply chain, keuangan, pemasaran, dan legal. Tim lintas fungsi akan memberikan perspektif yang beragam, sehingga indentifikasi reisiko dapat dilakukan secara keseluruhan, dari berbagai sudut pandang, dan meminimalkan “titik buta” atau blind spots.

1.2. Lakukan brainstorming mengenai potensi risiko: Lakukan sesi brainstorming untuk mengidentifikasi risiko yang spesifik untuk industri makanan dan minuman di Indonesia. Saat melakukan hal ini, pastikan Anda mempertimbangkan faktor internal maupun eksternal. Misalnya gangguan rantai pasokan, masalah keamanan pangan, perubahan peraturan, persaingan pasar, dan masalah reputasi.

 

Langkah 2: Penilaian risiko

2.1. Mengukur kemungkinan dan dampak dari risiko: Gunakan matriks penilaian risiko untuk menentukan peringkat prioritas berdasarkan potensi dampak dari risiko tersebut dan kemungkinan terjadinya. Tetapkan skor untuk setiap risiko untuk menentukan peringkat prioritasnya.

2.2. Melakukan analisis skenario: Kembangkan skenario untuk risiko-risiko prioritas tinggi agar dapat memahami potensi konsekuensinya. Misalnya, Anda dapat melakukan analisis untuk mendalami dampak gangguan rantai pasokan terhadap produksi dan permintaan pelanggan.

 

Langkah 3: Strategi mitigasi risiko

3.1. Mengembangkan rencana mitigasi: Kembangkan strategi mitigasi yang jelas untuk setiap risiko prioritas tinggi. Strategi ini dapat mencakup peningkatan proses, alokasi sumber daya, pemasok alternatif, dan diversifikasi produk.

Sebagai contoh:

  • Hubungan dengan pemasok: Untuk mengurangi risiko gangguan rantai pasok, Anda dapat berusaha menjalin hubungan yang baik dengan pemasok lokal dan mempertimbangkan untuk membeli dari beberapa pemasok yang berbeda.
  • Protokol keamanan makanan: Untuk mencegah kontaminasi dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan setempat, Anda dapat menerapkan protokol keamanan makanan yang ketat. 

 

Langkah 4: Penyusunan rencana kontinjensi

4.1. Menyusun rencana kontinjensi: Kembangkan rencana kontinjensi yang menguraikan tindakan spesifik yang harus dilakukan jika peristiwa risiko terjadi. Sertakan tanggung jawab pemangku kepentingan, saluran komunikasi, dan sumber daya yang diperlukan.

4.2. Tanggap darurat: Menetapkan prosedur untuk menangani keadaan darurat seperti penarikan produk atau wabah penyakit bawaan makanan. Pastikan karyawan dilatih untuk melaksanakan prosedur ini.

 

Langkah 5: Pemantauan dan peninjauan risiko

5.1. Pemantauan rutin: Tetapkan tanggung jawab pemangku kepentingan yang bisa memantau dan meninjau risiko yang telah teridentifikasi secara berkala. Anda dapat mememanfaatkan indikator kinerja utama (key performance indicator atau KPI) untuk melacak efektivitas strategi mitigasi. 

5.2. Adaptasi: Sesuaikan strategi manajemen risiko Anda seiring dengan perubahan situasi. Jika terdapat risiko baru yang muncul atau terdapat perubahan dalam risiko yang sudah ada, adaptasikan dan perbarui rencana Anda untuk tetap dapat mengendalikan risiko tersebut.

 

Langkah 6: Komunikasi dan pelatihan

6.1. Komunikasi internal: Pastikan bahwa semua karyawan mengetahui risiko yang teridentifikasi, strategi mitigasi, dan rencana kontinjensi yang telah disiapkan. Komunikasikan pembaruan dan perubahan secara teratur.

6.2. Program pelatihan: Terapkan program pelatihan untuk mendidik karyawan tentang kesadaran akan risiko dan pentingnya mematuhi protokol. Hal ini termasuk pelatihan keamanan pangan untuk staf yang berhubungan langsung dengan produk makanan.

 

Langkah 7: Kepatuhan terhadap peraturan

7.1. Selalu mengikuti perkembangan: Ikuti perkembangan peraturan dan pedoman terbaru dalam industri makanan dan minuman di Indonesia. Pastikan operasi Anda tetap mematuhi peraturan setempat terkait keamanan pangan, pelabelan, dan peraturan lingkungan.

 

Langkah 8: Peningkatan berkelanjutan

8.1. Tinjauan berkala: Lakukan tinjauan berkala terhadap rencana manajemen risiko Anda untuk menilai efektifitasnya. Identifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan dan terapkan perubahan yang diperlukan.

8.2. Umpan balik (feedback): Doronglah karyawan Anda untuk memberikan feedback mengenai potensi risiko yang mereka temukan selama melakukan tugas sehari-hari. Hal ini dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi risiko di perusahaan Anda secara lebih akurat.

 

Bisnis yang tangguh ketika menghadapi risiko adalah langkah pertama menuju kesuksesan bisnis

Dalam dunia bisnis yang dinamis, rencana manajemen risiko yang terstruktur berfungsi sebagai pedoman Anda dalam menavigasi tantangan dan meraih peluang. Dengan mengidentifikasi, menilai, dan menangani risiko secara sistematis, Anda tidak hanya melindungi bisnis Anda, tetapi juga mempersiapkannya untuk melaju menuju perkembangan yang pesat.

Kami berharap informasi yang kami sampaikan sejauh ini bisa membantu mempersiapkan Anda dalam menerapkan manajemen risiko untuk bisnis Anda! Jangan lupa untuk membaca bagian pertama seri kami, yaitu Manajemen Risiko: Apa itu risk management dan apa perannya dalam kesuksesan bisnis? 

Selanjutnya, di bagian ketiga dari seri artikel manajemen risiko, kami akan membahas Enterprise Risk Management (ERM) dan perbedaannya dengan manajemen risiko konvensional. Nantikan bagian 3 dari seri ini!

Artikel terkait

Learn more about Indonesia’s digital economy

  • Indonesia has one of the fastest expanding digital economies in the SEA region with an annual growth rate of 40%
  • The country’s Internet economy is expected to reach $130 billion by 2025
  • By 2023, e-Wallet transaction value is estimated to reach $25 billion

Learn more about Philippines digital economy

  • During the pandemic, 52% of Filipinos shopped online for the first time. The Philippines internet economy is expected to grow at 30% and valued at US$28 billion by 2025.
  • Many consumers have since gone cashless and increased usage of digital payment methods — debit cards, mobile wallets, and bank transfers.
You’re currently on our [current] site. Would you like to visit our [suggest] site instead?