Blog

Dapatkan update terbaru terkait industri fintech, produk Xendit dan dapatkan tips untuk mengembangkan produk Anda.

Cara Menghitung Arus Kas & Proyeksi Arus Kas untuk Bisnis

Daphne Lee
Terakhir diperbarui: Maret 28, 2024
 •  6 min read

Cara Menghitung Arus Kas & Proyeksi Arus Kas untuk Bisnis

Pada bagian artikel pertama seri Arus Kas, kami telah menjelaskan mengenai pemahaman dasar arus kas dalam artikel Apa Itu Cash Flow: Perbedaan, Jenis, dan Fungsi Utamanya untuk Bisnis Anda. Sebagai ringkasan, arus kas adalah pergerakan uang masuk dan keluar dari bisnis Anda selama periode tertentu, mencakup tidak hanya pendapatan tetapi juga pengeluaran, investasi, dan pinjaman. Penting untuk mengelola arus kas perusahaan Anda dengan efektif karena membantu Anda menentukan posisi keuangan bisnis dan memastikan bahwa operasi bisnis Anda berjalan dengan lancar.

Setelah mengetahui hal tersebut, langkah berikutnya adalah mengetahui cara menghitung arus kas atau cara menghitung cash flow, membuat proyeksi arus kas untuk bisnis Anda, dan memperhitungkan rumus cash flow. Mari kita mulai!

Cara Menghitung Cash Flow

Cara Menghitung Arus Kas

A. Menghitung Neto Arus Kas

Untuk mengetahui cara menghitung cash flow, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa bagaimana menghitung neto arus kas. Neto arus kas adalah indikator kunci kesehatan keuangan perusahaan Anda. Ini mewakili perbedaan antara semua arus kas masuk dan keluar dalam periode tertentu. 

Dengan menghitung neto arus kas, Anda dapat mendapatkan gambaran yang jelas tentang seberapa banyak uang yang dihasilkan atau digunakan di bisnis Anda.

Gunakan formula berikut untuk menghitung neto arus kas:

Neto Arus Kas = Total Arus Kas Masuk – Total Arus Kas Keluar

Mari kita ilustrasikan dengan contoh. Misalkan Perusahaan A memiliki total arus kas masuk sebesar $150.000 dan total arus kas keluar sebesar $100.000. Dengan menggunakan rumus cash flow ini, kita dapat menghitung neto arus kas:

Arus Kas Masuk ($150.000) – Arus Kas Keluar ($100.000) = Neto Arus Kas ($50.000)

Menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar sangat penting untuk menjaga kesehatan bisnis dan cara menghitung cash flow.

B. Menghitung Arus Kas Operasional

Langkah selanjutnya dalam cara menghitung arus kas adalah menentukan arus kas operasional (Operating Cash Flow, OCF) yang berfungsi untuk melihat kemampuan perusahaan Anda menghasilkan dana dalam keseharian operasi bisnis. Karena Arus kas operasional berfokus sepenuhnya pada uang tunai yang dihasilkan dari operasi bisnis sehari-hari, maka dalam hal ini arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi dikecualikan.

Untuk menghitung arus kas operasional, Anda bisa menggunakan rumus cash flow berikut:

Arus Kas Operasional = Laba Bersih + Beban Non-Tunai – Perubahan Modal Kerja

Laba bersih mewakili keuntungan yang dihasilkan oleh bisnis Anda, sedangkan beban non-tunai mencakup hal seperti depresiasi dan amortisasi. Perubahan modal kerja mencerminkan perbedaan antara aset dan kewajiban Anda saat ini.

Mari kita lihat contoh untuk pemahaman yang lebih baik. Misalkan Perusahaan B memiliki laba bersih sebesar $250.000, beban non-tunai sebesar $100.000, dan perubahan modal kerja sebesar $50.000. Dengan menggunakan rumus cash flow ini, kita dapat menghitung arus kas operasional:

Laba Bersih ($250.000) + Beban Non-Tunai ($100.000) – Perubahan Modal Kerja ($50.000) = Arus Kas Operasional ($300.000)

Arus kas operasional adalah metrik penting untuk menilai kemampuan bisnis Anda dalam menghasilkan uang tunai dari operasi inti bisnis.

C. Mengevaluasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan (Cash Flow From Financing, CFF) mengukur aliran bersih uang tunai antara perusahaan, pemilik, kreditur, dan investor. Hal ini diantaranya dengan memberikan informasi tentang komposisi pendanaan perusahaan Anda dan kemampuannya untuk mendapatkan modal.

Untuk menghitung arus kas dari aktivitas pendanaan, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan = Arus Kas Masuk dari Penerbitan Ekuitas atau Utang – (Pembayaran Dividen + Pembelian Kembali Utang dan Ekuitas)

Arus kas masuk dari penerbitan ekuitas atau utang merujuk pada uang yang diterima perusahaan Anda dari penerbitan saham atau pengambilan utang. Di sisi lain, dalam hal ini pembayaran dividen dan pembelian kembali utang dan ekuitas adalah arus kas keluar.

Mari kita gunakan contoh. Perusahaan C memiliki arus kas masuk sebesar $150.000 dari penerbitan ekuitas atau utang, membayar dividen sebesar $20.000, dan melakukan pembelian kembali utang dan ekuitas sebesar $50.000. Dengan menggunakan rumus cash flow ini, kita dapat menghitung arus kas dari aktivitas pendanaan:

Arus Kas Masuk dari Penerbitan Ekuitas atau Utang ($150.000) – (Pembayaran Dividen ($20.000) + Pembelian Kembali Utang dan Ekuitas ($50.000)) = Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ($80.000)

Arus kas dari aktivitas pendanaan memberikan pemahaman tentang bagaimana perusahaan Anda mengumpulkan dan mendistribusikan dana.

D. Menganalisis Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi (Cash Flow from Investing, CFI) adalah mengukur aliran bersih uang tunai hasil dari belanja modal, merger dan akuisisi, serta pembelian atau penjualan surat berharga yang dipasarkan. Dengan mengetahui hal ini, Anda bisa memahami bagaimana perusahaan menginvestasikan uang tunai yang ada.

Untuk menghitung arus kas dari aktivitas investasi, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

CFI = Arus Kas Masuk dari Aktivitas Investasi − Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi

Hal-hal ini dapat ditemukan dalam laporan arus kas Anda atau dengan membandingkan aset tidak lancar pada neraca Anda selama dua periode.

Mari kita lihat contoh. Perusahaan D memiliki pembelian properti dan peralatan sebesar $50.000, pembelian bisnis lain sebesar $75.000, dan penjualan surat berharga yang dapat dipasarkan sebesar $25.000. Dengan menggunakan rumus cash flow ini, kita dapat menghitung arus kas dari aktivitas investasi:

Pembelian Properti dan Peralatan ($50.000) – Pembelian Bisnis Lain ($75.000) + Penjualan Surat Berharga yang Dapat Dipasarkan ($25.000) = Arus Kas dari Aktivitas Investasi ($150.000)

Mari lihat contoh lainnya. Perusahaan D menerima $50.000 dari penjualan peralatan, dan menerima tambahan $50.000 sebagai bagian dari akuisisi. Perusahaan D juga membayar $20.000 untuk investasi dalam surat berharga yang dapat dipasarkan. Dengan menggunakan rumus ini, kita dapat menghitung arus kas dari aktivitas investasi:

Arus Kas Masuk dari Aktivitas Investasi ($50.000 + $50.000) − Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi ($20.000) = Arus Kas dari Aktivitas Investasi ($80.000)

Arus kas dari aktivitas investasi memberikan pemahaman tentang bagaimana perusahaan Anda mengalokasikan dana untuk pertumbuhan dan investasi jangka panjang.

E. Menentukan Arus Kas Bebas

Arus kas bebas (Free Cash Flow, FCF) merupakan dana yang tersisa setelah bisnis Anda memenuhi semua kewajibannya. Ini adalah dana tunai yang tersedia bagi bisnis Anda untuk melakukan pertumbuhan, ekspansi, atau distribusi kepada pemegang saham. Menghitung arus kas bebas membantu Anda memahami fleksibilitas keuangan perusahaan Anda.

Untuk menghitung arus kas bebas, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Arus Kas Bebas = Laba Bersih + Beban Non-Tunai – Perubahan Modal Kerja – Belanja Modal

Laba bersih mewakili keuntungan perusahaan Anda, beban non-tunai mencakup hal seperti depresiasi dan amortisasi, perubahan modal kerja merupakan perbedaan antara aset dan kewajiban Anda saat ini, dan belanja modal mewakili dana yang dihabiskan untuk memperoleh atau memelihara aset tetap.

Mari simak contoh berikut. Perusahaan E memiliki laba bersih sebesar $200.000, beban non-tunai sebesar $100.000, perubahan modal kerja sebesar $125.000, dan belanja modal sebesar $50.000. Dengan menggunakan rumus cash flow ini, kita dapat menghitung arus kas bebas:

Laba Bersih ($200.000) + Beban Non-Tunai ($100.000) – Perubahan Modal Kerja ($125.000) – Belanja Modal ($50.000) = Arus Kas Bebas ($125.000)

Arus kas bebas memberikan ukuran kekuatan keuangan perusahaan Anda dan kemampuannya untuk mengejar peluang pertumbuhan.

Membuat Proyeksi Arus Kas

How to Calculate Cash Flow & Cash Flow Projections for Businesses

A. Alasan Mengapa Anda Harus Membuat Proyeksi

Proyeksi arus kas adalah alat penting untuk mengelola kesehatan keuangan bisnis Anda. Ini melibatkan perhitungan arus kas masuk dan keluar di masa depan berdasarkan data historis dan perubahan yang diantisipasi. Berikut adalah alasan mengapa penting bagi Anda untuk membuat proyeksi arus kas:

  • Mengantisipasi Kekurangan Dana: Proyeksi membantu Anda mengidentifikasi periode ketika bisnis Anda mungkin mengalami kekurangan dana, memungkinkan Anda merencanakan solusi lebih awal.
  • Mengambil Keputusan Informatif: Dengan memiliki proyeksi, Anda dapat membuat keputusan strategis tentang kapan harus berinvestasi, memperluas, atau memotong biaya sambil mempertimbangkan dampaknya pada arus kas.
  • Memperlihatkan Kesehatan Keuangan: Pemberi pinjaman dan investor sering memerlukan proyeksi arus kas untuk menilai stabilitas keuangan dan potensi pertumbuhan bisnis Anda.

B. Langkah-langkah Membuat Proyeksi Arus Kas

  1. Kumpulkan Data Historis: Mulailah dengan mengumpulkan laporan keuangan dan data arus kas masa lalu. Ini akan menjadi dasar proyeksi Anda.
  2. Identifikasi Asumsi Utama: Susunlah asumsi-asumsi yang akan mendorong proyeksi Anda, termasuk tingkat pertumbuhan penjualan, tren pengeluaran, dan perkiraan arus kas masuk dari berbagai sumber.
  3. Buat Proyeksi Bulanan: Kembangkan proyeksi arus kas secara bulanan untuk tahun mendatang atau lebih, tergantung kebutuhan bisnis Anda.
  4. Pantau dan Sesuaikan: Secara teratur bandingkan arus kas aktual Anda dengan proyeksi. Jika terdapat perbedaan, sesuaikan proyeksi Anda sesuai dengan perkembangan lanskap keuangan yang berkembang.

C. Contoh Proyeksi Arus Kas

Mari kita melihat contoh: Sebuah bisnis manufaktur kecil di Indonesia ingin membuat proyeksi arus kas untuk tahun mendatang. Mereka mulai dengan mengumpulkan data historis penjualan, pengeluaran, dan arus kas. Dengan menggunakan data ini, mereka memproyeksikan arus kas bulanan dari penjualan, mengantisipasi pengeluaran, dan memperhitungkan pembayaran pinjaman dan pembayaran bunga.

Proyeksi ini membantu bisnis mengidentifikasi potensi kekurangan dana saat bulan-bulan produksi puncak dan merencanakan untuk mendapatkan pinjaman modal kerja jangka pendek untuk menutupi periode ini. Selain itu, mereka dapat mengevaluasi dampak peningkatan penjualan atau pengurangan pengeluaran terhadap arus kas mereka.

Dengan membuat dan secara teratur memperbarui proyeksi arus kas, bisnis dapat mengelola keuangan mereka secara proaktif, meminimalkan masalah arus kas, dan membuat keputusan informasional untuk mendukung pertumbuhan dan stabilitas.

Kami harap informasi di atas memberikan Anda alat yang diperlukan untuk menghitung berbagai jenis arus kas dan membuat proyeksi untuk perusahaan Anda. Pada seri artikel terakhir kami selanjutnyta, kami akan memberikan Anda panduan komprehensif tentang Manajemen Arus Kas, Cara Mengelola, Tips & Tantangan.

Artikel terkait

Learn more about Indonesia’s digital economy

  • Indonesia has one of the fastest expanding digital economies in the SEA region with an annual growth rate of 40%
  • The country’s Internet economy is expected to reach $130 billion by 2025
  • By 2023, e-Wallet transaction value is estimated to reach $25 billion

Learn more about Philippines digital economy

  • During the pandemic, 52% of Filipinos shopped online for the first time. The Philippines internet economy is expected to grow at 30% and valued at US$28 billion by 2025.
  • Many consumers have since gone cashless and increased usage of digital payment methods — debit cards, mobile wallets, and bank transfers.
You’re currently on our [current] site. Would you like to visit our [suggest] site instead?