Buat akun gratis dalam 5 menit! Daftar sekarang

Blog

Dapatkan update terbaru terkait industri fintech, produk Xendit dan dapatkan tips untuk mengembangkan produk Anda.

Menerapkan O2O untuk Meningkatkan Penjualan Produk

Xendit
Terakhir diperbarui: September 15, 2020
 •  3 min read

Tantangan dalam berbisnis kian berat dan meningkat. Apalagi sejak pandemi virus corona hadir di Indonesia. Setiap pebisnis tidak menyangka bahwa virus corona memberikan dampak negatif luar biasa. Terutama pebisnis yang bergantung pada toko offline. Untuk menyiasati hal tersebut maka diperlukan terobosan yang juga luar biasa. Salah satunya adalah penerapan O2O (Offline to Online)

Menjaga jarak, memakai masker, dan selalu cuci tangan adalah adaptasi kebiasaan baru yang mau tidak mau setiap individu melakukannya. Sehingga, menyebabkan interaksi antara penjual dan pelanggan pun dibatasi. Juga, pelanggan akan berhati-hati, dan lebih memilih di rumah untuk bertransaksi bisnis.

Oleh karena itu, bisnis online menjadi suatu keharusan bagi pebisnis. Rancangan O2O harus jelas dan nyata. Mempersiapkan pun tidak mudah. Apalagi jika menyangkut dengan ritel besar. Perlu sistem dan teknologi yang mumpuni.

Sebagai contoh restoran atau warung makan. Para pebisnis yang bergerak di bidang kuliner perlu menyiasati dengan berbagai cara agar bisnisnya tetap jalan. Membayar gaji karyawan, area warung hingga biaya listrik dan air. Maka, untuk mencari jalan alternatifnya, salah satunya menerapkan O2O.

Dengan desain kemasan yang unik dan tetap mempertahankan rasa, pebisnis kuliner tetap bisa melayani pelanggan dengan baik. Bahkan, mereka pun membuat frozen food agar pelanggan bisa menikmatinya sewaktu-waktu. Lalu, frozen food menjadi kuliner andalan semenjak pandemi.

Meskipun begitu, yang patut diperhatikan adalah bisakah setiap pebisnis menerapkan O2O dengan baik dan benar? Berikut tiga hal yang perlu dilakukan oleh pebisnis.

1. Manajemen Data

Data adalah kunci dari setiap bisnis. Semuanya harus terekam dengan baik. Mulai dari biaya produksi, distribusi, pengeluaran sehari-hari, laba kotor, hingga laba bersih. Pebisnis juga perlu memikirkan bagian mana yang perlu dikurangi dan dihindari agar tidak mengalami pembengkakan operasional.

Dengan O2O, semuanya bisa tercatat. Pergerakan arus kas pun terpantau dengan rapi. Sehingga bisa terlihat mana yang perlu ditambal atau diperbaiki dan mana yang harus dibuang. Teknologi membuatnya terlihat lebih mudah. Maka, untuk menghindari dan menjaga jarak, pebisnis dari ritel besar menerapkan AI agar pelanggan bertransaksi dengan nyaman.

2. Profil Pelanggan

Sebelum dan sesudah pandemi pasti akan terjadi perubahan perilaku pelanggan. Yang tadinya selalu makan di warung, berbelanja di mall, atau datang ke gudang, kini mulai dibatasi. Semuanya beralih ke online. Menerapkan O2O tentu lebih bijak sehingga tidak menimbulkan keramaian di toko offline.

Yang perlu dilakukan adalah mengamati pelanggan. Apakah pelanggan nyaman bertransaksi secara online? Jika tidak, apakah perlu mempermudah sistem pembayaran? Jika iya, perlu menyediakan platform yang lebih efisien dalam menerima uang. Apabila transaksi macet maka akan berbahaya bagi bisnis Anda.

Maka, pelanggan adalah raja. Sebisa mungkin Anda mempermudah pelanggan untuk bertransaksi pada bisnis Anda.

3. Update Teknologi

Mengubah teknologi dari offline ke online sebenarnya perkara yang mudah. Apalagi dengan online, segalanya menjadi lebih cepat dan hemat. Akan tetapi, tidak semua pebisnis mengetahui dan memahami bagaimana cara mengubahnya. Kuncinya adalah pendekatan dan update perkembangan terkini.

Dengan O2O, salah satu penerapannya adalah penggunaan aplikasi pemesanan, promosi produk melalui media sosial, dan lain sebagainya. Selain Instagram, Facebook, ataupun Youtube, Anda bisa meraih pelanggan baru dengan cara Whatsapp Business.

Selain itu, kelola situs web Anda. Integrasikan pembayaran pada bisnis Anda dengan Xendit, payment gateway terbaik di Indonesia. Kemudahan akan tercipta apabila semuanya dapat dipahami.

O2O seakan menjadi prasyarat yang cukup penting di dalam bisnis. Pandemi memang membuat segalanya menjadi tidak mudah. Perlu penyesuaian yang lebih. Namun, jika tidak dimulai sekarang, Anda akan tertinggal dari kompetitor.

Jika Anda berjualan di media sosial seperti Instagram ataupun menggunakan aplikasi chatting seperti WhatsApp, Anda juga dapat menggunakan Xendit dengan fitur payment link. Buat payment link melalui dasbor Xendit Anda, tanpa memerlukan skill teknis sedikit pun. Bagikan link yang Anda buat kepada pelanggan dan Anda akan dapat menerima beragam metode pembayaran yang terintegrasi dengan Xendit.

Daftar sekarang tanpa dikenakan biaya pengaturan dan perawatan, hanya bayar sesuai penggunaan. Cari tahu selengkapnya mengenai Payment Gateway Terbaik di website kami atau segera daftar dan coba demo gratis Xendit sekarang!

payment link

Artikel terkait

You’re currently on our [current] site. Would you like to visit our [suggest] site instead?