Buat akun gratis dalam 5 menit! Daftar sekarang

Blog

Dapatkan update terbaru terkait industri fintech, produk Xendit dan dapatkan tips untuk mengembangkan produk Anda.

Edutech: Peluang Bisnis yang Berkembang Pesat di Indonesia

Xendit
Terakhir diperbarui: Agustus 3, 2021
 •  4 min read

Sektor edutech sedang mengalami tren yang menanjak di Indonesia. Hal ini didorong dengan populasi anak yang mencapai 55 juta orang. Anak-anak masa kini pun sudah mulai melek dengan teknologi. Apalagi seperti di pandemi saat ini. Mau tidak mau mereka lebih dekat dengan penggunaan laptop atau gadget. Maka tidak heran pula pengguna akses terhadap internet dari hari ke hari meningkat. 

Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 74% dari total populasi. Sehingga wajar ini peluang yang baik bagi sektor edutech. Anak-anak pun bisa mengakses aplikasi yang dikembangkan oleh penggiat edutech dari mana saja. Industri ini akan semakin berkembang karena teknologi makin maju dan internet makin cepat.

Ada dua hal yang bisa dipelajari dari sektor bisnis edutech yaitu business to customer (B2C) dan business to business (B2B). 

Business to Customer (B2C)

Bisnis ini lebih tertuju kepada pelanggan dengan memberikan tawaran berupa langganan per bulan. Beberapa perusahaan edutech yang memberikan penawaran serupa antara lain seperti Ruangguru dan Zenius. Kedua perusahaan tersebut untuk SD-SMA. Jika menginjak universitas, ada Pahamify. Sebuah aplikasi perusahaan yang menawarkan ujicoba masuk ke universitas secara daring. 

Bisnis ini akan tetap stabil selama mereka masih didukung penuh oleh investor. Seperti Ruangguru yang didukung oleh GGV Capital, EV Growth, General Atlantic, dan UOB Venture Management. Sedangkan Pahamify didukung oleh Y Combinator

Business to Business (B2B)

Jika bisnis kepada konsumen lebih menyasar kepada person, bisnis yang satu ini langsung tertuju kepada sekolah atau universitas. Jadi, perusahaan tersebut bekerja sama dengan universitas atau sekolah. Mereka menawarkan kelas pendidikan daring sebagai solusi mengatasi pandemi. Dua aplikasi yang telah bergerak dalam bidang seperti ini adalah Scola dan Gredu. 

Pertumbuhan Sektor Edutech

Sektor edutech dari kuartal ke kuartal semakin berkembang. Jika pada kuartal pertama tidak begitu baik, hal berbeda terjadi pada kuartal kedua. Penggunaan terhadap edutech justru meningkat. Bahkan, meningkat dengan pesat hingga memasuki kuartal pertama pada tahun 2021. Hal ini disebabkan hadirnya pandemi. Gerak pelajar dan pengajar terbatas sehingga harus memanfaatkan pembelajaran via daring. 

Ini pun yang dimanfaatkan oleh Ruangguru maupun Pijar dalam memberikan pengajaran via daring. Belum lagi mereka juga mengadakan webinar atau pelatihan yang bisa menambah skill baik pelajar maupun pengajar. Maka, edutech tidak hanya sebagai sebuah alternatif melainkan keharusan bagi mereka untuk mau berkembang. 

Tantangan dari Sektor Edutech

Meskipun banyak keunggulan yang bisa dihadirkan namun jangan salah bahwa ada beberapa kendala yang perlu dihadapi. Di antaranya adalah:

Konektivitas yang Harus Stabil

Mau tidak mau sektor ini bergantung pada kecepatan internet. Meskipun internet telah dimanfaatkan oleh 170 juta masyarakat Indonesia, tetap saja kekhawatiran akan terjadi gap atau tidak stabil koneksi menjadi suatu masalah. Beruntung, sejauh ini pengalaman masalah internet minim hambatan. 

Selain masalah koneksi, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana pengguna mudah memahami aplikasi edutech. Tentu saja akan menjadi hal sia-sia apabila pengguna tidak mampu memanfaatkannya dengan baik. Maka, inovasi demi inovasi perlu dilakukan. 

Inovasi Teknologi ke Generasi Digital

Tidak bisa dimungkiri bahwa edutech menyasar pada generasi Z. Ini terlihat bagaimana Ruangguru mengkhususkan pada pelajar antara SD-SMA. Maka B2B lebih dikedepankan. Namun demikian, generasi di atasnya perlu juga diedukasi terutama orang tua pelajar. Sebab, mereka yang juga menjadi pendamping bagi para pelajar. 

Peluang Sektor Edutech

Adakah peluang yang terbuka sehingga mampu menjadi keuntungan dalam bentuk dana? Tentu saja ada. Hal ini bisa dilihat dari pengeluaran yang dilakukan oleh pengguna aplikasi teknologi edukasi. Rata-rata pengeluarannya antara Rp100.000 – Rp300.000. Kemudian, untuk urusan metode pembayaran, penggunanya lebih cenderung memanfaatkan virtual account.

Data pada tahun 2019 menggambarkan bahwa sebanyak 83% memanfaatkan virtual account sebagai metode pembayaran. Meskipun demikian, terjadi penurunan pada tahun 2020 sebesar 9%. Pengguna beralih kepada dompet digital. Adapun pengguna dompet digital untuk sektor ini mencapai 18%. 

Inilah alasan mengapa sektor edutech bisa menjadi peluang bisnis yang baik. Ketika Anda telah memahami pentingnya bagaimana edutech berkembang dan menjadi pilihan bagi pelanggan, Anda siap menjalankan bisnis. Agar bisnis berkembang, gunakan metode pembayaran yang sesuai dengan preferensi pelanggan.  

Menerima pembayaran sesuai preferensi pelanggan dapat meningkatkan penjualan bisnis Anda. Dengan Xendit, Anda dapat menerima pembayaran melalui e-wallet, virtual account (transfer bank), kartu kredit/debit, gerai retail, dan cicilan tanpa kartu kredit/debit.

Daftar sekarang tanpa dikenakan biaya pengaturan dan perawatan, hanya bayar sesuai penggunaan. Cari tahu selengkapnya mengenai Payment Gateway Terbaik di website kami atau segera daftar dan coba demo gratis Xendit sekarang!

Artikel terkait